• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
  • INSYAALLAH

    Kamis, 23 Desember 2010
    Semua itu berproses, kepompong yang menggelikan itu butuh proses agar bisa menjadi kupu- kupu yang lucu, kita sekarang yang sudah dewasa dan mulai sedikit rapi ini juga berproses dari kita yang dulu bayi yang tidak bisa ngapa- ngapain, sampai anak- anak yang masih ingusan, sampai remaja yang malu- maluin, he he.. begitupun dengan alur berpikir kita, butuh proses agar bisa menjadi matang. Toh dulu kita waktu anak- anak mana pernah berpikir dan mempermasalahkan uang di saku kita yang tidak ada, atau wajah kita yang bakalan item kalau panas- panasan, atau baju kita yang norak banget mana pernah kita ambil pusing.



    Dulu, sewaktu disuruh memilih jurusan ini saya hanya berpikir jadi dokter umum saja pun cukuplah gak perlu embel- embel lain, kerja di pedesaan dan pedalaman pasti sangat mengasyikkan, tanpa berisik, tanpa polusi tanpa banyak persaingan iri dengki dan fitnah,, ckckck hidup aman senjota adil sejahtera bersama keluarga cukuplah, kalaupun mau nambah embel cukup hanya embel Hj saja. Tapi Itu dulu. Di awal masuk jurusan ini pikiran pun mulai sedikit terbuka, apalagi dengan slogan PBL yang selalu dielu- elukan itu Life Long Learning,, sepertinya ngelanjutin sekolah pasti lebih seru, keren aja guru- guru saya yang konsulen itu, lebih berwibawa, disegani, lebih keren, lebih punya kuasa dan tentunya lebih banyak uang,, wkwkwk. Jadilah saya melirik spesifik apa yang bakal saya pilih nanti. Saya pantau satu- persatu,, hohoho pilihan pun jatuh ke tiga pilihan teratas: Obgyn, Bedah dan Interne. Subhanallah…. Keren- keren…. Yah salah satu alasan memilihnya ya tentu dari hasilnya nanti, saya lihat yang banyak kepake sepertinya jurusan ini. Obgyn,,, sebenarnya sempat kepikiran dari dulu- dulu, ada tujuan mulia sebenarnya, saya ingin menambah peluang calon ibu untuk tidak melihatkan auratnya ke dokter laki- laki,, iya sih kalau udah mau melahirkan katanya si calon ibu gak bakalan mikirin macam lagi. Yang dipikirin pasti cuma bagaimana cara mengeluarkan sang calon bayi dengan selamat,, tapi kasihan juga suaminya ya,, pasti gak rela banget istri terkasihnya ‘dipegang’ sama laki- laki lain. Masih kebayang sama saya waktu Kakak tertua saya melahirkan anak tertuanya di spesialis kandungan, mau gak mau terpaksa harus mau, dokter spesialis di kampung kami yang ada cuma laki- laki sedang Kakak gak bisa melahirkan secara normal karena CPD,, oh aamiin ya Allah.. Pilihan ini bertahan sampai tahun tiga. Meski pilihan kedua digantikan dengan pilihan Anak. Bedah?? Saya harus mencoba berpikir realistis bin pesimis, bagaimanapun saya wanita,, bukan pula wanita yang gesit dan bukanlah wanita yang tangguh sepertinya untuk di Bedah. Yah susunan pun berubah menjadi Obgyn, Anak dan Interne. Anak? Ya, selain karena saya suka sama anak- anak, ternyata saya juga suka boneka (loh? He he jaka sambung bawa golok),, mereka lucu…. Dan ntar kalau meriksa pasiennya wudhu saya gak batal,, he he.. Makanya interne tetap menjadi pilihan ketiga setelah Anak. Selain itu obat buat anak- anak itu cuma dikit, untuk sehari obat yang kalau orang dewasa bisa habis 3- 4 tablet sama anak cuma 1-2 tablet,, kan lumayan tuh hitung- hitungannya,, he he he… Pilihan ini pun bertahan sampai saya memasuki gerbang perumah-sakitan,, Alhamdulillah Allah masih memberikan saya hidayah untuk selalu berniat baik,, lumayanlah.. Tiga siklus yang saya lalui, membuat saya sedikit agak matang dari saya yang dahulu *angus mungkin ya,, karena sering dibentak,, hehe*,, kematangan dan pengalaman di lapangan sedikitnya membuat pilihan saya kembali berubah,, ternyata kuliah lagi di siklus gede itu sangat sibuk bin capek *sepertinya*,, dinas siang malam,, hoho,, dan tak satu dua kasus saya liat banyak anak- anak mereka yang dititipin ke TPA (Tempat Penitipan Anak) atau ditinggal di rumah bersama pembantunya,, tadipun juga ada pasien anak, anaknya ‘yang sekolah lagi’ yang menderita penyakit kulit karena dititipin di TPA ketularan teman- temannya *iya sih tergantung pribadi juga bisa bagi waktu atau gak*. Tapi saya gak maulah ntar nitipin anak ke orang lain,, pengennya saya yang mendidik dan mengasuh sendiri,,, he he,, kalaupun terpaksa memilih mungkin cukuplah dititip di rumah saja, n tetap yang mendidiknya mesti kita orangtuanya. Karena itu saya mulai memikirkan kalau diizinkan melanjutkan sekolah lagi saya akan mempertimbangkan untuk mengambil siklus kecil saja, yang sedikit atau tidak ada jadwal dinas malamnya,, he he…. Aamiiin… Itu pikiran saya sekarang. Wallahu’alam esok atau lusa pikiran saya kembali berubah sesuai pengalaman yang saya dapatkan di lapangan. Hanya berharap,, ketika masanya nanti tiba, saya ingin mendapatkan pilihan yang terbaik dari Allah atas semua pilihan hidup yang saya jalani. Tetap semangat buat belajar. “Allah akan mengangkat derajat orang- orang yang beriman di antaramu dan orang- orang yang diberi ilmu beberapa derajat (Mujadillah:11)”.



    Padang, 19 Oktober 2010

    =Detik- detik menyambut ujian Kulit=

    Tetap semangat dan tetap persembahkan yang terbaik ^^

    

    0 komentar:

    Posting Komentar