• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
  • KITA, PRASANGKA, MEREKA

    Jumat, 31 Desember 2010




    Kita hidup di tengah- tengah khalayak
    Yang selalu berbaik sangka....


    Alangkah berbahayanya
    Terlalu percaya pada baik sangka mereka
    Membuat kita tak lagi jujur pada diri
    Atau menginsyafi, bahwa kita tak seindah prasangka itu


    Tapi keinsyafan membuat kadang terfikir
    Bersediakah mereka tetap jadi saudara
    Saat tahu siapa kita sebenarnya
    Kadang terasa, bersediakah dia tetap menjadi sahabat
    Saat tahu hati kita tak tulus, penuh noda dan karat
    Dan... bersediakah dia tetap mendampingi kita dalam dekapan ukhuwah
    Ketika tahu bahwa iman kita berlubang- lubang


    Inilah bedanya kita dengan Sang Nabi
    Dia dipercaya, karena dia dikenal
    Sebagai Al-Amin, orang yang terpercaya
    Sementara kita dipercaya, justru karena
    Mereka semua tidak mengenal kita


    Yang ada hanya baik sangka...


    Maka mari kita hargai dan jaga semua baik sangka itu
    Dengan berbuat sebaik- baiknya
    Atau sekurangnya dengan doa yang diajarkan Abu Bakar
    Lelaki yang penuh baik sangka terhadap diri dan sesama
    “ya Allah, jadikan aku lebih baik dari semua yang mereka sangka
    Dan ampuni aku atas aib- aib yang tak mereka tahu...”


    Atau doa seorang tabiin yang mulia:
    “ya Allah jadikan aku dalam pandanganku sendiri
    Sebagai seburuk- buruk makhluk
    Dalam pandangan manusia sebagai yang tengah- tengah
    Dan dalam pandanganMu sebagai yang paling mulia”


    -Salim A.Fillah-

    BAKSOS BSMI PADANG MENYEMARAKKAN RANGKAIAN ACARA MUSDA III PKS AGAM

    Sabtu, 25 Desember 2010
    25 Desember 2010- Perjalanan relawan BSMI Padang hari ini dilanjutkan ke Lubuk Basung, Agam dalam acara bakti sosial menyemarakkan rangkaian acara Musyawarah Daerah III PKS Agam. Alhamdulillah, meski harus melewati perjalanan yang cukup membuat takikardi dan takipnoe sampai dispepsia, para relawan bisa sampai dengan selamat di tempat acara; DPD PKS Agam pukul 11.30 setelah mengarungi perjalanan selama lebih kurang 3 jam dari Padang. Ada 5 dokter umum yang diturunkan ditambah 9 relawan lainnya. Alhamdulillah pasien yang terdaftar sekitar 130 orang. Pengobatan ditutup dengan senyum oleh para relawan, panitia dan penduduk pada pukul 15.00 WIB,, hehee.. menyenangkan. Tetap semangat memberikan yang terbaik untuk Islam. Selamat menjalankan amanah baru bagi para pimpinan terpilih,, tetap istiqomah! dan selamat melanjutkan perjuangan bagi relawan insyaAllah baksos selanjutnya besok 26 Desember 2010 di Lima Puluh Kota. Selamat dan sukses! *Care for Life*

    LIBUR- LIBUR RELAWAN BSMI PADANG TETAP AKTIF MELAYANI UMAT

    Jumat, 24 Desember 2010
    Jumat, 24 Desember 2010 untuk kesekian kalinya BSMI Cabang Padang melakukan pengobatan gratis, alhamdulillah untuk hari ini berkesempatan di Kota Padang sendiri tepatnya di Ulak Karang. Kegiatan yang bekerjasama dengan Rumah Zakat ini ternyata mendapat respon yang luar biasa dari penduduk setempat. Bahkan ketika puskesmas keliling yang digunakan relawan memasuki gerbang tempat pengobatan, para penduduk ternyata sudah sangat ramai menunggu. Ada 2 dokter umum, 4 dokter muda dan 8 mahasiswa kedokteran yang diturunkan sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat. Kegiatan yang berlangsung sekitar 2 jam ini, dimulai jam 9.30 sampai 11.30 WIB ternyata membuahkan hasil yang memuaskan baik bagi penduduk setempat terutama lagi bagi relawan^^. Meskipun kegiatan ini dilaksanakan di Kota Padang yang dekat dengan pusat pelayanan kesehatan tapi alhamdulillah ada 75 pasien yang terdaftar pada hari ini. InsyaAllah besok, 25 Desember 2010 relawan akan melanjutkan perjuangan ke Lubuk Basung dan tanggal 26 Desember 2010 ke Lima Puluh Kota. Semoga Allah meridhoi. Tetap semangat memberikan terbaik untuk umat, biarkan Islam bangga memiliki BSMI. *Care for Life*




    Gak Pake Judul, Note Lama nii

    Kamis, 23 Desember 2010
    “Perasaan kecewa itu muncul karena kita punya harapan terhadap sesuatu, dan punya harapan berarti karena kita mencintai sesuatu itu. Sebagai contoh kalau antum ditanya tentang kapan antum akan lulus lalu antum menjawab insyaallah tahun depan, tapi kenyataan di tahun depannya antum tidak lulus kemungkinan besar antum akan kecewa. Tapi kalau ditanyai jawaban antum kapan- kapan sajalah Ustadz, lulus Alhamdulillah tidak luluspun tak masalah, dan kenyataan membuktikan antum tidak lulus, kemungkinan besar antum tidak akan kecewa. Begitupun dengan jalan dakwah dan jamaah ini, banyak yang kecewa karena mereka punya harapan yang tidak mereka dapatkan di sini, tapi yakinlah keluar dari jamaah ini dengan alasan kekecewaan bukanlah cara yang bijak meskipun itu hak masing- masing kita untuk memilih jalan yang mana yang kita sukai. Karena antum tidak akan menemukan jamaah manusia yang akan bebas dari rasa kecewa dan mengecewakan, jangankan sekelompok orang, dua orang saja misalnya sepasang suami istri itu pasti pernah kecewa terhadap pasangannya,….. ” Itulah sedikit kutipan jawaban salah seorang Ustadz kondang dari Yogyakarta: Cahyadi Takariawan ketika ditanya oleh salah seorang ikhwah, hari ini dalam salah satu rangkaian acara Mubes FKI Rabbani di Mesjid Nurul Ilmiy. Tak terlalu banyak yang kusimak karena kedatanganku sudah sangat terlambat dari jadwal yang diagendakan. Sudahlah terlambat datang, eh pulang yang paling duluan, maklumlah kalau bareng dengan orang- orang yang punya banyak agenda, kita harus ngekor.
    Pelajaran no. 1: Jangan terlambat datang, jangan duluan pulang, dan jangan pergi dengan orang- orang sibuk. Trus jangan ngobrol waktu ustadz lagi berbicara di depan. ;)

    Pagi sebelum ke Unand atas itu kusempatkan diri untuk mengunjungi kampus karena ada janji dengan teman- teman kelompok buat membicarakan teknis ujian esok hari. Berangkat dari rumah jam 8 lewat dikit, jalan kaya bebek dan mampir jajan di minimarket bikin nyampe di kampus jam setengah 9, meski janjinya emang jam 9, tak apalah biar bisa ngintip simulasi ujian anak- anak CD *emang udah diniatin dari rumah*, meski sedikit kecewa karena sedikit sekali menambah ilmu dari menonton adegan lari- lari mereka. Jam 9 pun berdentang dari jam tangan Resti, tapi belum seorangpun teman kelompokku yang memperlihatkan batang tubuh mereka, yah wajarlah mana ada yang bakal ontime untuk ketemuan- ketemuan seperti ini, kuliah pun kita- kita sering telat kalaulah tidak ada ancaman dari dosen- dosen bakal mengunci pintu. Kutunggu sampai sepuluh menit sambil memaksakan diri untuk memiskol dengan pulsa yang sudah pake mukadimah ini. Lima menit berselang datanglah dua orang. Kami tunggu sampai setengah 10, nihil,,, sementara janjiku dengan Ni Ami kami akan sampai di Unand atas maksimal jam 10. Akhirnya dengan berat hati kupaksakan buat minta izin ke teman yang berdua yang sudah datang tadi, dengan tsiqoh saja terhadap apa hasil keputusan mereka dan berjanji untuk datang ke rumah salah seorang mereka buat menanyakan hasil kesepakatan. Di perjalanan di depan AB ku bertemu dengan dua orang teman lagi, mereka bertanya dan menahan kepergianku dengan nasehat- nasehat buat kepentingan kelompok, yah gak kebalik tu bukannya aku sudah datang dari tadi *dalam hati*. Ya sudah karena dasarku memang sedikit agak baik kuturuti aja dengan janji akan memulai rapat langsung tanpa menunggu yang 5 orang lagi yang belum datang itu., tapi tetap aja juga molor mulai rapatnya,,hhe. Jam setengah 11 kupaksakan diri untuk minta izin dari kesepakatan- kesepakatan itu karena melihat tampang- tampang orang yang menungguku: ada Resti dengan ketawa terpaksa, si Nissa yang sudah ngoceh2 dan si Ni Ami yang sok2 sabar nunggu, begitu mengenaskan. Afwan yo Ukh,, dg tampang seperti biasa: tak bersalah.
    Pelajaran no.2:Menunngu teman kelompok itu bikin tua dan bikin tampang mengenaskan dan bikin telat nyampe Unand atas.

    Pulang dari Unand atas berniat ke Mardhatillah buat menemanin Resti nyari buku yang katanya buat tugas mingguannya, ini rute sebelum ke Mardhatillah: turun angkotà rumah makan: beli sambalà tempat jus:beli jusà mampir rumah: sholat dan makan,, baru ke Mardhatillah. Tapi sayangnya buku yang dicari Resti sudah habis, ya seperti biasa liat- liat buku yang lain, dan aku sangat tidak tahan melihat yang namanya buku, mata berbinar2 dan mulut komat kamit dibuatnya, ya sudah ku beli 1 buku tebal karangan Ustadz Mustafa Dieb dan 1 jilbab yang katanya Uni bagus,, sedangkan Resti tak jadi beli apa- apa* siapa yang nemenin nih namanya*, yah habislah uangku.
    Pelajaran no.3: Nemenin teman belanja bikin uang habis.

    Selesai itu kami berdua saja nih ceritanya:aku dan Resti berniat lagi ke kampus memantau perkembangan ujian CD,, nyampe di sana sepertinya ujian sudah hampir selesai, suara Ibu2 Dosen itu sudah mulai terdengar,, ya sudahlah kita nunggu teman yang lain saja buat nanya2 perkembangan ujiannya. Duduk di kursi PSIKM, sedikit sejuk dibandingkan udara panas kota Padang, karena ada AC nya,,hehe,, sudah segaran keluar lalu duduk di bangku2 dekat GH itu, Diian dan Meta mengampiri kami menyampaikan banyak yang remed dan membocorkan trik2 soal besok: untuk triase itu tidak ada pasiennya yang tag hijau, hati- hati baca soal dan soal yang dikasih 6 buah, tidak perlu khawatir, insyaAllah kalian bisa.,,hhe makasih Meta jo Diian.
    Pelajaran no.4: Kita dibolehin pake rok buat ujian triase besok dan kalau bawa sunblock, minta ya,,hhe..

    Akhirnya malala hari ini selesai juga, sudah sore dan sepertinya sudah boleh pulang. Berpisah sama yang lain dan kuhela langkah2 kecil ini mengitari jalan Jati yang sudah 3,5 tahun kutempati, sedikit membosankan melihat pemandangan yang sama, bahkan tukang2 bangunan FK ini, sebelum gempa pun juga sering merombak2 pagar samping itu, padahal tak rusakpun, tak apalah mungkin ada rejeki mereka dari dana pembangunan FK ini. Eh, sejenak mataku tertuju pada sosok2 berbeda di sepanjang perjalanan Jati ini, Bapak2 tua penggali tanah,, karena tak lagi buru2, kusempatkan berbicara sebentar dengan salah seorang mereka,, katanya penggalian buat pemasangan kabel Telk*msel *seperti isi statusku*, mereka kelihatan sangat capek,, tapi aku yakin semua ini mereka lakukan bukan untuk mereka tapi untuk anak- istri mereka yang sedang menunggu di rumah, mungkin juga dengan satu niat mereka ingin anak2 mereka jauh lebih baik dari mereka,, bisa sekolah dan syukur2 bisa jadi PNS dan kerja di kantor2. Ah, jadi teringat Ayah dan Ibu, ternyata aku sudah lama tak pulang, terharu sejenak dan smakin membulatkan tekad, aku akan pulang Senin ini, insyaAllah. Semoga Allah selalu menjaga dan menyayangi Ayah dan Ibu, memberi kesehatan, usia yang berkah dan bisa melihat kesuksesan anak2nya kelak,, aamin ya Rabbal’a;amiin..
    Pelajaran terakhir no.5: InsyaAllah aku akan pulkam hari Senin.

    INSYAALLAH

    Semua itu berproses, kepompong yang menggelikan itu butuh proses agar bisa menjadi kupu- kupu yang lucu, kita sekarang yang sudah dewasa dan mulai sedikit rapi ini juga berproses dari kita yang dulu bayi yang tidak bisa ngapa- ngapain, sampai anak- anak yang masih ingusan, sampai remaja yang malu- maluin, he he.. begitupun dengan alur berpikir kita, butuh proses agar bisa menjadi matang. Toh dulu kita waktu anak- anak mana pernah berpikir dan mempermasalahkan uang di saku kita yang tidak ada, atau wajah kita yang bakalan item kalau panas- panasan, atau baju kita yang norak banget mana pernah kita ambil pusing.



    Dulu, sewaktu disuruh memilih jurusan ini saya hanya berpikir jadi dokter umum saja pun cukuplah gak perlu embel- embel lain, kerja di pedesaan dan pedalaman pasti sangat mengasyikkan, tanpa berisik, tanpa polusi tanpa banyak persaingan iri dengki dan fitnah,, ckckck hidup aman senjota adil sejahtera bersama keluarga cukuplah, kalaupun mau nambah embel cukup hanya embel Hj saja. Tapi Itu dulu. Di awal masuk jurusan ini pikiran pun mulai sedikit terbuka, apalagi dengan slogan PBL yang selalu dielu- elukan itu Life Long Learning,, sepertinya ngelanjutin sekolah pasti lebih seru, keren aja guru- guru saya yang konsulen itu, lebih berwibawa, disegani, lebih keren, lebih punya kuasa dan tentunya lebih banyak uang,, wkwkwk. Jadilah saya melirik spesifik apa yang bakal saya pilih nanti. Saya pantau satu- persatu,, hohoho pilihan pun jatuh ke tiga pilihan teratas: Obgyn, Bedah dan Interne. Subhanallah…. Keren- keren…. Yah salah satu alasan memilihnya ya tentu dari hasilnya nanti, saya lihat yang banyak kepake sepertinya jurusan ini. Obgyn,,, sebenarnya sempat kepikiran dari dulu- dulu, ada tujuan mulia sebenarnya, saya ingin menambah peluang calon ibu untuk tidak melihatkan auratnya ke dokter laki- laki,, iya sih kalau udah mau melahirkan katanya si calon ibu gak bakalan mikirin macam lagi. Yang dipikirin pasti cuma bagaimana cara mengeluarkan sang calon bayi dengan selamat,, tapi kasihan juga suaminya ya,, pasti gak rela banget istri terkasihnya ‘dipegang’ sama laki- laki lain. Masih kebayang sama saya waktu Kakak tertua saya melahirkan anak tertuanya di spesialis kandungan, mau gak mau terpaksa harus mau, dokter spesialis di kampung kami yang ada cuma laki- laki sedang Kakak gak bisa melahirkan secara normal karena CPD,, oh aamiin ya Allah.. Pilihan ini bertahan sampai tahun tiga. Meski pilihan kedua digantikan dengan pilihan Anak. Bedah?? Saya harus mencoba berpikir realistis bin pesimis, bagaimanapun saya wanita,, bukan pula wanita yang gesit dan bukanlah wanita yang tangguh sepertinya untuk di Bedah. Yah susunan pun berubah menjadi Obgyn, Anak dan Interne. Anak? Ya, selain karena saya suka sama anak- anak, ternyata saya juga suka boneka (loh? He he jaka sambung bawa golok),, mereka lucu…. Dan ntar kalau meriksa pasiennya wudhu saya gak batal,, he he.. Makanya interne tetap menjadi pilihan ketiga setelah Anak. Selain itu obat buat anak- anak itu cuma dikit, untuk sehari obat yang kalau orang dewasa bisa habis 3- 4 tablet sama anak cuma 1-2 tablet,, kan lumayan tuh hitung- hitungannya,, he he he… Pilihan ini pun bertahan sampai saya memasuki gerbang perumah-sakitan,, Alhamdulillah Allah masih memberikan saya hidayah untuk selalu berniat baik,, lumayanlah.. Tiga siklus yang saya lalui, membuat saya sedikit agak matang dari saya yang dahulu *angus mungkin ya,, karena sering dibentak,, hehe*,, kematangan dan pengalaman di lapangan sedikitnya membuat pilihan saya kembali berubah,, ternyata kuliah lagi di siklus gede itu sangat sibuk bin capek *sepertinya*,, dinas siang malam,, hoho,, dan tak satu dua kasus saya liat banyak anak- anak mereka yang dititipin ke TPA (Tempat Penitipan Anak) atau ditinggal di rumah bersama pembantunya,, tadipun juga ada pasien anak, anaknya ‘yang sekolah lagi’ yang menderita penyakit kulit karena dititipin di TPA ketularan teman- temannya *iya sih tergantung pribadi juga bisa bagi waktu atau gak*. Tapi saya gak maulah ntar nitipin anak ke orang lain,, pengennya saya yang mendidik dan mengasuh sendiri,,, he he,, kalaupun terpaksa memilih mungkin cukuplah dititip di rumah saja, n tetap yang mendidiknya mesti kita orangtuanya. Karena itu saya mulai memikirkan kalau diizinkan melanjutkan sekolah lagi saya akan mempertimbangkan untuk mengambil siklus kecil saja, yang sedikit atau tidak ada jadwal dinas malamnya,, he he…. Aamiiin… Itu pikiran saya sekarang. Wallahu’alam esok atau lusa pikiran saya kembali berubah sesuai pengalaman yang saya dapatkan di lapangan. Hanya berharap,, ketika masanya nanti tiba, saya ingin mendapatkan pilihan yang terbaik dari Allah atas semua pilihan hidup yang saya jalani. Tetap semangat buat belajar. “Allah akan mengangkat derajat orang- orang yang beriman di antaramu dan orang- orang yang diberi ilmu beberapa derajat (Mujadillah:11)”.



    Padang, 19 Oktober 2010

    =Detik- detik menyambut ujian Kulit=

    Tetap semangat dan tetap persembahkan yang terbaik ^^

    

    Azzam Mencari Jodoh

    Akhirnya sampai juga di titik bosan, capek, males, putus asa. Semua rumah sekitar Jati Sawahan sudah saya preteli, hasilnya tetap nihil, ada yang saya suka sudah ada yang punya, dianya suka sayanya yang gak suka,, sudah seperti tukang sensus mendata rumah saja.

    Sebenarnya niat pindah sudah dari dulu, di saat Kakak saya yang menjadi alasan saya untuk tetap tinggal di sini akhirnya diterima menjadi PNS di kampung., lebih kurang 2 tahun yang lalu. Tapi taulah Ayah seperti apa, Beliau tidak suka hal- hal yang menurutnya remeh temeh itu dipermasalahkan, emang kenapa kalau tetap di sana? Kalian sudah punya KTP di sana, tetangganya baik- baik, sudah saling kenal, Ayah gak suka pindah- pindah tanpa alasan, sekali pindah kalian akan pindah terus tu, belum tau juga lingkungan baru kalian akan seperti sekarang,, ntar kalau gak suka mau pindah lagi gitu?,,,bersabar aja di sana, bentar lagi Adik kan tamat insyaAllah blablabla,, masih ingat omongan Ayah waktu saya pulang buat minta izin pindah, sengaja nyediain waktu buat pulang hanya untuk ngomongin itu biar maksud dan tujuan tercapai kalau ngomonginnya langsung. Yah, Adik itu tipe belajarnya diskusi, jadi kalau sendirian aja di rumah ntar malah tidur, begitu jawabku.. ah semua cara sudah dicoba biar bisa pindah. Yaudah main aja ke rumah teman, atau ajak teman ke rumah, pasti lebih bijak. Yaaah... (_ _”). Padahal niatku baik, aku mau masuk wisma., sementara Kakak2 n akhwat wisma sudah capek ngajak2,, siapalah yang gak ingin kumpul bersama kalian, setidaknya saya bisa untuk terus diingatkan kalaupun toh tak bisa mengingatkan nantinya, ah.. Ayah memang sedikit keras apalagi untuk sesuatu yang sebenarnya masih bisa diatasi menurut Beliau, Bliau tidak suka sama yang plin-plan dan terkesan aksesoris, saya tau tujuan Bliau sangat baik kalau dipikir2 sebenarya omongan Ayah gak salah.. Tapi begitulah Ayah,, keras dan disiplin,, sedikit banyaknya mempengaruhi watak saya,, meski begitu tetap Bliau gak pernah gengsi buat masak di dapur gantiin Ibu,, nyuapin kami makan meski udah kuliah,, atau beliin kami hadiah,..,, jadi kangen sama Ayah,, makanya saya juga gak terlalu kekeuh dengan pilihan saya untuk pindah kalau udah seperti ini. Tapi berusaha tetaplah,, Jadinya dibujuklah Ibu,, hoho saya taulah Ibu bakal jawab apa,, gitu ya? Ya gak papa,, pindah aja asal bisa bikin lebih baik,, Ibu percaya sama Adik. Kalau Ibu ni kalau dibilang sama teman2 malah suka,, apalagi dibilangin ikut ini itu di kampus,, senang banget Bliau tu,, haha,, dulu waktu SMA ada teman ngajak main2 saya gak mau,, malah Bliau yang nyuruh2,, hehe.. Hoho,, Ibu, ibu.. meski sedikit cerewet nih Ibu, beliau sangat menyayangiku, semuanya diiyain dan dipercayain,, dari dulu tu saking percayanya, bliau gak mau ngajarin saya di rumah, nunjukin PR,, padahal Bliau guru,, ha kan? “Tapi Bu gak boleh sama Ayah”,, ya ntar Ibu bujuk ayah ya,, *senang* Tapiiii,, ya gitu Ibu cuma bisa membelaku di belakang Ayah, haha mana pernah menang argumen di depan Ayah,, jagoan sayalah ngomong, bahkan udah pake adegan tetesin airmata segala pun tetap gak dikabulin..

    Itu sekitar 2 tahun yang lalu. 1 Bulan terakhir ini dapat pemberitahuan dari ibu punya rumah kalau rumah untuk tahun baru akan bliau pakai bersama keluarga karena rumahnya yang lama bakal digusur. Hoho,, senangnya... langsung telepon Ayah.. Haha,, akhirnya boleh pindaaah..... yaiyalah mesti pindah kaliii... ^^

    Hoho langsung kontak adek2 wisma ada yang kosong? Wah kak udah penuh kan kak,, taun baru, alhamdulillah adek2 2010 banyak yang masuk kemarin ni,, ckckckkkkkk. Saat ditawarin sayanya yang gak bisa,, saat saya nawarin diri dianya yang gak bisa.. Pikir- pikir lagi, mungkin ada hikmahnya saya gak bisa masuk wisma waktu di klinik ini,, bisa jadi kedatangan saya malah mengendorkan semangat adek2 yang lagi ghiroh2nya,, maklumlah gimana kita kalau udah klinik ni,, postdinas saja terkadang menjadi alasan untuk tidak ikut agenda2 jamaah,, apalagi kalau ada case, bst, refrat atau yang lainnya.. Jadi inget dulu sempat cerita sama senior, Bliau keluar dari wisma hanya karena alasan itu,, semoga memang itu maksud Allah.. *nyenang- nyenagin hati*

    Sejak saat itu petualangan mencari rumahpun dimulai,, saya menemukan 2 orang saudari yang bisa dibujuk2 buat pindah dari kosannya,, siapa lagi kalau bukan Ami dan Vira.. hehehee.. Bersama mereka2 saya berpetualang mencari rumah impian. Ada yang kami suka, sudah ada yang booking atau kemahalan* masa 10 juta satu kamar,, enaak aja,, gak mikir dianya ngomong nih,, hhee*. Ada juga yang saya suka,, salah satu diantara mereka berdua tu yang gak suka. Kalau Vira gak boleh sama orangtuanya tinggal di lantai 2,, mesti kudu harus dan wajib lantai satu. Kalau Ami meskipun kontrakan tetap harus ada ibu kosnya. Cuma saya yang ga neko, yang penting bisa pindah bareng,, cukup.,, ckckck.. 

    Semua rumah kami preteli,, mulai Jati 3, Jati4, Jati5, Abdul Muis, depan RS, Jati 2, Jati 1, Sawahan 2, Sawahan Dalam, Jati Rawang, PJKA,, ckckck kaya petualangan Sherina saja setiap sorenya hampir sebulan ini. Ada juga yang udah dua sampai tiga kali kami kunjungi saking suka sama rumahnya, berharap ada yang tiba- tiba pindah, mungkin karena diusir, sakit berat atau meninggal.. iyalaah otak kami nih,, hehehee... Pengalamannya lucu- lucu juga,, ada yang jawab langsung gak ada, ada yang siap bilang gak ada langsung ngasih tempat lain yang mereka tau,, ada yang sangat berharap kami di sana,, tapi yah kami gak suka. Kemarin itu ada rumah di Jati3 sebenarnya saya suka banget,, dari harganya yang lumayan sesuailah trus dekat lagi kan,, tapi Ami gak suka alasannya sih pagarnya cuma separo trus gak ada tempat jemuran.. *yah,, itu kan bisa diusahain Un,, ckckck* tapi begitulah,, katanya cari yang lain dulu,, kemarin kami balik lagi ke sana sudah ada yang nempatin,, ckck lagi. 

    Trus ada juga yang kami semua suka, malah udah bilang fix tinggal bayarin uangnya besoknya,, tapi tetangga saya dengar dan bilangin kalau rumah itu pernah kemalingan dua kali trus pergaulan anak yang punya rumah bebas aja sering laki- laki masuk,, hhiiii,, besoknya kami langsung ke sana minta maaf batalin dengan alasan orangtua belum bolehin pindah karena masih musim2 gempa,, hohohooo...ampuh juga..

    Trus ada juga rumahnya Bapak2, udah tua, Bliau pengurus salah satu mesjid,, Bapak ini sepertinya pengen banget kami tinggal di sana,, Bliau cuma tinggal sendiri dan rencananya kalau kami tinggal di sana Bliau bakalan pindah ke tempat anaknya,, rumah ini dipercayakan ke kami,,, tapiiiii... Bapaknya obsesif kompulsif perfeksionis paranoid,,, ckckck.. Bayangin nih ya,, kami nungguin Bapak ni di kamar mandinya sampai setengah jam,, kata Bapak yang bekerja di rumah Bliau,, Bapak itu memang seperti itu,, suka lama di kamar mandi,,, sholat,, wudhu smuanya lamaa.. trus dengan semangat berkobar dan 45nya Bapak ni memamerkan rumahnya,, Bliau sudah rancang smuanya,, ntar kalau kami pindah kami gak boleh bawa apa2 kecuali pakaian dan buku,, untuk rak, lemari semuanya sudah saya rancang kata Bliau,, kalau kalian bawa lemari ke sini ntar gempa kalian ketimpa,, makanya nih rencanaya saya bikin lemari di gantung sm paku kuat,, trus mejanya bisa dimasuk2n biar kalau mau lari pas gempa perut kalian gak nyangkut,, gitulah kata Bapaknya,, n saya sudah bikin nih dindingnya beton,, di lantai 2 sudah saya bikin pelampung,, ntar kalau terjadi tsunami kalian bisa lari ke atas,, tangga ini saya bikin dari besi yang kuat.. ckckckck.. oia untuk dapurnya ada 2 ni,, kalian bisa manfaatin,, kompor gas sama minyak gak boleh berdekatan ntar yang minyak ini bisa nyambar gas,, mleduk,, sumber air ada 2 saya bikin satu dari PAM satu lagi sumur Bor,, biasanya abis gempa air itu susah makanya saya wanti2 dari sekarang,, o ini lagi di teras ini saya bikin kawat dindingnya,, ntar kalau pas gempa kalian lari insyaAllah gak bakal jatuh ni tembok,, udah dibikin tahan,, blablabla,,,ckckck ya Allah hampir 1 jam kami mendengar ceramah Bapak ni,, kalau bukanlah karena menghormati orangtua mungkin kami udah lari dari tadi... enak sih rumahnya,, tapi bisa2 tinggal di rumah ini bukannya nyaman malah kepikiran gempa dan tsunami terus,, yah dengan basa- basi kami bilangin minta izin ortu dulu.. *alasan ampuh nih ternyata.. :D

    Masih banyak tuh kisah unik lainnya,, ada yang karena kami kepeleset di rumah tu jadinya langsung ilfill meski bagus,, ada juga yang sebenarnya suka tapi kekecilan kalau dibanding perlengkapan kami yang sudah 4 tahun di Padang,, kebayanglah kan.... ada juga yang kami minat tapi ibunya gak ngontrakin,, ada juga yang tinggal cuma 1 kamar,, pokoknya banyak bangetlah ya,, bikin capek, pusing plus putus asa nyari rumah ni.. Coba kalau kami punya uang banyak,, pasti gak kaya gini ni,, kami bangun langsung tu rumah,, wkwkwk.. aamiin..

    Kaya filmnya KCB aja pencarian kami ni,, kaya Azzam mencari jodohnya. Semoga, karena udah capek dalam pencarian rumah seperti ini,, semoga untuk urusan jodoh Allah menjadikannya lebih mudah,, kompensasinya donk Allah,, hehee.. aamiin ya Rabb ^^

    Masih berharap sampai akhir tahun saya dipertemukan dengan rumah terbaik pilihan Allah... Doain yaa... ^^

    Padang, 23 Desember 2010


    Tak Perlu Alasan untuk Mencintai Sesuatu

    Hari ini menjelang tutorial kami berakhir bersama preseptor, sang preseptor menanyakan mengenai cita- cita kami nantinya kalau sudah menjadi dokter umum. Banyak juga yang ragu untuk menjawab, secara mungkin belum kepikiran kali ya lagian kami baru 4 siklus yang berjalan, wajarlah ya, normal.. yang aneh sih saya dengan lantang dan sedikit malu- malu (in) langsung menjawab: “Kalau dizinin sama suami InsyaAllah mau mengambil Bedah Bu^^”,, trus Ibunya nanyain lagi mungkin heran plus rada- rada gak percaya dengan pendengarannya, “kenapa?”,, saya jawab sekenanya: “Seru Bu,, saya suka:D”,, Ibunya nanyain lagi: “Kenapa seru dan suka?”,, saya jawab dengan penuh penghayatan,, wkwkwk,, “Tak perlu alasan buat kita untuk menyukai dan mencintai sesuatu”,, hehehee,, heraan...
    Sebenarnya gak yakin- yakin juga sih dengan jawaban saya,, teori tak semudah praktik, idealita kadang tak sama dengan realita,, itu yang namanya masalah: kesenjangan antara harapan dan kenyataan,, yah,, harus diselesaikan dengan Problem Solving Cycle nih melalui pendekatan PDCA: Plan, Do, Check, n Action,, ckckck PH bgt.

    Itulah ya Allah,, tapi apapun yang terjadi nanti hamba ingin mendapatkan Problem Solving terbaik dari Engkau dari pilihan- pilihan yang Engkau berikan.. aamiin...

    Muslimah Sholat di Masjid (?????)

    Selasa, 21 Desember 2010
    Penulis: Ummu Ishaq [Salafy - Rubrik Muslimah XXXII/1420/1999/Kajian Kita]
    Fiqh, 28 - Juni - 2003, 11:03:22

    1. Kehadiran wanita dalam shalat berjamaah di masjid.

    Sejak zaman Nubuwwah, kehadiran wanita dalam shalat berjamaah di masjid bukanlah sesuatu yang asing. Dalam artian, di antara shahabiyah (shahabat Rasulullah dari kalangan wanita, red) ada yang ikut menghadiri shalat berjamaah di belakang para shahabat walaupun itu tidak wajib bagi mereka.

    Ada beberapa dalil dari sunnah yang shahihah yang menunjukkan keikutsertaan wanita dalam shalat berjamaah di masjid. Tiga di antaranya kami sebutkan berikut ini :

    a. Hadits dari Aisyah radliyallahu 'anha, ia berkata :

    Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengakhirkan shalat Isya hingga Umar memanggil beliau (dengan berkata) : "Telah tertidur para wanita dan anak anak." Maka keluarlah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata : "Tidak ada seorang pun selain kalian dari penduduk bumi yang menanti shalat ini." (HR. Bukhari dalam kitab Mawaqit Ash Shalah 564 dan Muslim kitab Al Masajid 2/282)

    Imam Nawawi dalam syarahnya terhadap hadits di atas berkata : "Ucapan Umar (Telah tertidur para wanita dan anak anak) yakni di antara mereka yang menanti didirikannya shalat berjamaah di masjid."

    b. Dalam hadits lain, Aisyah radliyallahu 'anha mengabarkan :

    "Mereka wanita wanita Mukminah menghadiri shalat shubuh bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan berselimut dengan kain kain mereka. Kemudian para wanita itu kembali ke rumah rumah mereka hingga mereka (selesai) menunaikan shalat tanpa ada seorangpun yang mengenali mereka karena masih gelap." (HR. Bukhari 578)

    c. Hadits dari Abi Qatadah Al Anshari radliyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

    "Sesungguhnya aku berdiri untuk menunaikan shalat dan berkeinginan untuk memanjangkan shalat itu. Lalu aku mendengar tangisan bayi maka akupun memendekkan shalatku karena khawatir (tidak suka) memberatkan ibunya." (HR. Bukhari 868, Abu Daud 789, Nasa'i 2/94 95 dan Ibnu Majah 991)

    2. Izin bagi wanita untuk keluar ke masjid.

    Shalatnya seorang wanita di rumahnya lebih utama daripada shalatnya di masjid. Namun tidak berarti wanita dilarang dan harus dicegah bila ingin hadir berjamaah di masjid, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

    "Apabila wanita (istri) salah seorang dari kalian meminta izin untuk ke masjid maka janganlah ia mencegahnya." (HR. Bukhari 2/347 dalam Fathul Bari, Muslim 442, dan Nasa'i 2/42)

    Salim bin Abdullah bin Umar menceritakan bahwasanya Abdullah bin Umar radliyallahu 'anhuma berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

    "Janganlah kalian melarang istri istri kalian dari masjid bila mereka meminta izin untuk mendatanginya." (HR. Bukhari dan Muslim 442 dan hadits yang disebutkan di sini menurut lafadh Muslim)

    Salim berkata : Bilal bin Abdullah bin Umar lalu berkomentar: "Demi Allah, kami benar benar akan melarang mereka."

    (Mendengar ucapan seperti itu, pent.) Abdullah bin Umar memandang Bilal kemudian mencelanya dengan celaan yang buruk yang aku sama sekali belum pernah mendengar celaannya seperti itu terhadap Bilal. Dan Abdullah berkata : "Aku kabarkan kepadamu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu engkau menimpali dengan ucapanmu, 'demi Allah, kami benar benar akan melarang mereka!'"

    3. Beberapa perkataan ulama dalam permasalahan ini.

    Berkata Imam Nawawi rahimahullah : Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :

    "Janganlah kalian melarang hamba hamba perempuan Allah dari masjid masjid Allah"

    Dan yang hadtis-hadist semisalnya dalam bab ini, menunjukkan bahwa wanita tidak dilarang mendatangi masjid akan tetapi harus memenuhi syarat syarat yang telah disebutkan oleh ulama yang diambil dari hadits hadits yang ada. Seperti wanita itu tidak memakai wangi wangian, tidak berhias, tidak mengenakan gelang kaki yang bisa terdengar suaranya, tidak mengenakan pakaian mewah, tidak bercampur-baur dengan laki laki, dan wanita itu bukan remaja putri (pemudi) yang dengannya dapat menimbulkan fitnah serta tidak ada perkara yang dikhawatirkan kerusakannya di jalan yang akan dilewati dan semisalnya. ] (Syarhu Muslim 2/83)

    Syaikh Musthafa Al Adawi hafidhahullah memberi komentar terhadap ucapan Imam Nawawi di atas :

    [ Terhadap ucapan Imam Nawawi rahimahullah tentang pelarangan remaja putri (pemudi untuk hadir di masjid) perlu dilihat kembali. Kami belum mendapatkan dalil yang jelas yang melarang pemudi atau membedakan antara pemudi dan yang selainnya untuk pergi ke masjid. ] (Jami' Ahkamin Nisa' Juz 1 halaman 278)

    Imam Nawawi juga berkata dalam Al Majmu' Syarhul Muhadzdzab 4/199 : [ Larangan dalam hadits : "Janganlah kalian melarang hamba hamba perempuan Allah dari masjid masjid Allah."

    Hal ini merupakan larangan tanzih/makruh (bukan larangan yang menunjukkan tahrim/haram, pent.) karena hak suami agar istri tetap tinggal di rumah wajib dipenuhi. Maka janganlah si istri meninggalkannya untuk mengerjakan amalan yang tidak wajib. ]

    Abu Muhammad bin Hazm rahimahullah dalam Al Muhalla-nya menyatakan :

    "Tidak halal bagi wali wanita dan tidak juga bagi majikan budak wanita untuk melarang keduanya menghadiri shalat berjamaah di masjid jika diketahui bahwa mereka memang hendak shalat. Dan tidak halal bagi mereka (kaum wanita) untuk keluar dalam keadaan memakai wangi wangian dan mengenakan pakaian yang indah (mewah). Bila si wanita melakukan hal demikian maka hendaklah dicegah." (Al Muhalla 2/170)

    Al Baihaqi rahimahullah menyebutkan dalam Sunan-nya (3/133) bahwa perintah untuk tidak melarang wanita merupakan perintah yang sunnah dan bersifat bimbingan, bukan perintah yang menunjukkan fardlu dan wajib.

    Syaikh Musthafa Al Adawi berkata :

    "Bila tidak dijumpai adanya sebab yang dapat menghalangi keluarnya wanita menuju ke masjid maka wajib bagi suami untuk mengizinkannya karena adanya larangan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dari mencegahnya. Wallahu a'lam." (Jami' Ahkamin Nisa' 1/279)

    Syaikh Abu Ishak Al Huwaini Al Atsari hafidhahullah dalam kitabnya, Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 72 74) setelah membawakan hadits yang artinya :

    "Bila istri salah seorang dari kalian meminta izin untuk ke masjid maka janganlah ia mencegahnya."

    Syaikh menyatakan : [ Dalam hadits ini menunjukkan bahwa keluarnya istri harus dengan izin suami. Seandainya si suami menahan istrinya (untuk keluar) maka si suami tidak berdosa menurut pendapat yang terpilih dari pendapat-pendapat para Ahli Tahqiq dan telah berkata Al Baihaqi : "Dengan inilah mayoritas ulama berpendapat."

    Adapun hadits yang berbunyi :

    "Janganlah kalian melarang hamba hamba perempuan Allah dari masjid masjid Allah"

    Perintah di sini (yakni perintah untuk tidak melarang wanita ke masjid, pent.) tidaklah menunjukkan wajib. Karena seandainya wajib, maka tidak ada maknanya meminta izin. Wallahu a'lam. ]

    4. Pendapat Aisyah radliyallahu 'anha dan bimbingannya.

    Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan ucapan Aisyah radliyallahu 'anha :

    "Seandainya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sempat menemui apa yang diada adakan oleh para wanita (saat ini) niscaya beliau akan melarang mereka sebagaimana dilarangnya wanita wanita Bani Israil." (HR. Bukhari hadits 869 dan dikeluarkan juga oleh Muslim 445)

    Dalam riwayat Muslim disebutkan : Salah seorang rawi bertanya kepada Amrah binti Abdirrahman (murid Aisyah yang meriwayatkan hadits ini darinya) : "Apakah para wanita Bani Israil dilarang ke masjid?" Amrah menjawab : "Ya, adapun hal hal baru yang diperbuat para wanita Bani Israil di antaranya memakai wangi wangian, berhias, tabarruj, ikhtilath, dan kerusakan kerusakan lainnya."

    Ibnu Hajar rahimahullah berkata dalam Fathul Bari (2/350) : "Shalatnya wanita di rumahnya lebih utama baginya karena terjamin aman dari fitnah. Dan yang menguatkan hal ini setelah munculnya perbuatan tabarruj dan pamer perhiasan yang dilakukan oleh para wanita. Terlebih lagi Aisyah radliyallahu 'anha telah berkata dengan apa yang dia katakan.

    Sebagian orang berpegang dengan ucapan Aisyah ini untuk melarang wanita (ke masjid) secara mutlak dan pendapat ini perlu ditinjau kembali."

    Beliau berkata lagi : "Aisyah mengaitkan larangan dengan syarat, yang ia menganggap bila Nabi sempat melihat (perbuatan para wanita itu) niscaya beliau akan melarangnya. Dengan demikian, dikatakan kepada orang yang berpendapat wanita dilarang secara mutlak (ke masjid) bahwa Nabi tidak sempat melihat (perbuatan para wanita itu) dan beliau tidak melarang, hingga hukum (kebolehan wanita ke masjid dan larangan untuk mencegah mereka, pent.) terus berlaku ... ."

    Berkata Syaikh Musthafa Al Adawi setelah membawakan riwayat Aisyah di atas :

    [ Ini merupakan pendapat Aisyah radliyallahu 'anha berkenaan dengan keluarnya wanita ke masjid ... . Beliau berpendapat (perlunya) larangan karena sebab yang disebutkan.

    Pendapat ini memiliki arti bila ada fitnah dan adanya kekhawatiran terhadap kaum pria dan wanita dari fitnah itu. Akan tetapi kita kembali dan kita katakan : Pendapat ini tempatnya bila fitnah terwujud nyata. Adapun melarang mereka karena (menganggap) semata mata ke masjid itu adalah fitnah maka ini pendapat yang lemah. Allah Ta'ala telah berfirman :

    "Dan tidaklah Tuhanmu lupa." (QS. Maryam : 64)
    "Tidaklah Kami luputkan sesuatu pun di dalam Kitab ini." (QS. Al An'am : 38)

    Dan layak untuk kami (Musthafa Al Adawi) nukilkan di sini ucapan Al Hafidh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari 2/350. Beliau menyatakan : " … dan juga Allah subhanahu wa ta'ala telah mengetahui apa yang akan mereka (para wanita) perbuat. Namun Allah tidak mewahyukan kepada Nabi Nya untuk melarang mereka (mendatangi masjid).
    Seandainya apa yang mereka perbuat mengharuskan untuk melarang mereka dari masjid, niscaya melarang mereka dari selain masjid seperti mendatangi pasar pasar adalah lebih utama.

    Dan juga perbuatan yang diada adakan itu hanya dilakukan oleh sebagian wanita, tidak seluruhnya. Maka pengkhususan larangan (penunjukkan larangan) ditujukan kepada wanita yang berbuat. Yang lebih utama adalah menilik perkara yang dikhawatirkan akan menimbulkan kerusakan, lalu menghindarinya berdasarkan isyarat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan melarang memakai wangi wangian dan berhias." (Lihat Jami' Ahkamin Nisa' 1/280) ]

    Ibnu Hazm rahimahullah dalam Al Muhalla (3/ 134) menyebutkan enam sisi bantahan terhadap orang yang berhujjah dengan ucapan Aisyah radliyallahu 'anha ini untuk melarang wanita ke masjid secara mutlak.

    Dua sisi di antaranya kami sebutkan secara ringkas di bawah ini :

    Sisi pertama : Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak sempat melihat apa yang diperbuat para wanita, maka beliau tidak melarang mereka ke masjid. Apabila beliau sendiri tidak melarang mereka (ke masjid) maka berarti melarang mereka adalah bid'ah dan kesalahan. Ini sama dengan firman Allah Ta'ala :

    "Wahai istri istri Nabi, siapa di antara kalian yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata niscaya akan dilipatgandakan siksaan padanya dua kali lipat ... ." (QS. Al Ahzab : 30)

    Maka mereka sama sekali tidak mengerjakan perbuatan keji yang nyata sehingga tidak dilipatgandakan adzab bagi mereka, walhamdulillah. Dan juga seperti firman Allah Ta'ala :

    "Jikalau sekiranya penduduk negeri negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka barakah dari langit dan bumi." (QS. Al A'raf : 96)

    Maka mereka tidak beriman sehingga tidak dibukakan barakah bagi mereka.

    Sisi Kedua : Aisyah radliyallahu 'anha tidak berpendapat melarang para wanita karena sebab itu dan ia tidak berkata : "Laranglah mereka karena apa yang mereka perbuat." Akan tetapi Aisyah mengabarkan : "Andai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masih hidup niscaya beliau melarang mereka ... ."

    Kami katakan : Seandainya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang mereka, kami pun melarang mereka. Dan bila beliau tidak melarang maka kami pun tidak melarang mereka.

    5. Syarat syarat yang harus dipenuhi.

    Wanita dibolehkan menghadiri shalat berjamaah di masjid namun harus memenuhi ketentuan ketentuan yang ditetapkan syariat seperti tidak memakai wangi wangian sebagaimana dikabarkan oleh Zainab Ats Tsaqafiyah, istri Abdullah bin Mas'ud radliallahu anhuma. la berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada kami :

    "Bila salah seorang dari kalian (para wanita) ingin menghadiri shalat di masjid maka janganlah ia menyentuh wewangian." (HR. Muslim 4/163, Ibnu Khuzaimah 1680, dan Al Baihaqi 3/439)

    Demikian juga hadits Abi Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :

    "Wanita mana saja yang memakai wangi wangian maka janganlah ia menghadiri shalat lsya yang akhir bersama kami." (HR. Muslim 4/162, Abu Daud 4175, dan Nasa'i 8/154)

    Syaikh Musthafa Al Adawi berkata :

    [ Abu Muhammad Ibnu Hazm rahimahullah memiliki pendapat yang ganjil di mana ia berkata dalam Al Muhalla 4/78 :
    "Tidak halal bagi seorang wanita menghadiri shalat di masjid dalam keadaan memakai wangi wangian. Jika ia melakukannya maka batallah shalatnya."

    Ini merupakan pendapat yang ganjil dari beliau rahimahullah. Yang benar, --wallahu a'lam- wanita yang melakukan perbuatan demikian (memakai wewangian ketika keluar menuju masjid) berarti telah berbuat dosa, akan tetapi dosanya tersendiri dari shalatnya dan tidak ada hubungan antara dosa itu dengan batalnya shalat. Allahu a'lam. ] (Jami' Ahkamin Nisa' 1/288)

    Al Qadli 'Iyadl rahimahullah menyebutkan syarat dari ulama berkenaan dengan keluarnya wanita, di antaranya tidak mengenakan perhiasan, tidak memakai wewangian, dan tidak berdesak desakan dengan laki laki. Kata Al Qadli : "Termasuk dalam makna wewangian adalah menampakkan perhiasan dan keindahannya. Jika ada sesuatu dari perbuatan demikian maka wajib melarang mereka karena takut fitnah."

    Berkata Syaikh Abdullah Al Bassam dalam kitabnya, Taudlihul Ahkam (2/283) :

    Termasuk wewangian adalah sesuatu yang semakna dengannya berupa gerakan gerakan yang dapat mengundang syahwat seperti pakaian yang indah, perhiasan, dan dandanan. Karena aroma si wanita, perhiasan, bentuknya, dan penonjolan kecantikannya merupakan fitnah baginya dan fitnah bagi laki laki.

    Bila si wanita melakukan hal demikian atau melakukan sebagiannya, haram baginya untuk keluar berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu (telah disebutkan di atas, pent.) dan hadits dalam Shahihain dari Aisyah radliyallahu 'anhuma, ia berkata:

    "Seandainya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat apa yang dilakukan para wanita sebagaimana yang kita lihat niscaya beliau akan melarang mereka ke masjid." ]

    Dituntunkan kepara para wanita yang hadir dalam shalat berjamaah di masjid untuk bersegera kembali ke rumah setelah menunaikan shalat. Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah radliyallahu 'anha :

    "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menunaikan shalat shubuh ketika hari masih gelap. Maka para wanita Mukminah berpaling (meninggalkan masjid) dalam keadaan mereka tidak dikenali karena gelap atau sebagian mereka tidak mengenali sebagian lainnya." (HR. Bukhari 872)

    Syaikh Musthafa Al Adawi berkata setelah membawakan hadits di atas: [ Imam Bukhari membuat satu bab untuk hadits ini dalam kitab Shahih-nya dan diberi judul : Bab Bersegeranya Wanita Meninggalkan Masjid Setelah Shalat Shubuh dan Sebentarnya Mereka Berdiam di Masjid. Al Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menjelaskan : "Dikhususkan waktu shubuh karena mengakhirkan keluar dari masjid (berdiam lama di masjid, pent.) berakibat suasana sekitar sudah terang. Maka sepantasnya wanita bersegera keluar. Berbeda dengan Isya, karena suasana akan semakin gelap hingga tidak bermudlarat untuk berdiam lebih lama di masjid (tentunya dengan catatan aman dari fitnah dan tidak ada gangguan yang membahayakan si wanita di jalanan seperti zaman sekarang ini, wallahu a'lam, pent.)." ]

    Aku (Mustafa Al Adawi) katakan : "Ucapan Al Hafidh ini diikuti oleh hadits berikutnya (hadits Ummu Salamah yang akan disebutkan setelah ini, pent.). Maka tidak ada maknanya untuk mengkhususkan waktu shubuh daripada waktu lainnya dalam hal bersegeranya wanita keluar dari masjid. Yang benar, para wanita bergegas meninggalkan masjid setelah menunaikan semua shalat hingga memungkinkan mereka untuk pergi sebelum bercampur-baur dengan laki laki." (Jami' Ahkamin Nisa' 1/285)

    Hindun bintu Al Harits berkata bahwa Ummu Salamah -istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam-- menceritakan padanya tentang para wanita di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : "Apabila mereka telah mengucapkan salam dari shalat fardlu, mereka berdiri meninggalkan masjid sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beserta para pria yang ikut shalat tetap tinggal selama waktu yang dikehendaki Allah. Maka apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri, para pria pun ikut berdiri." (HR. Bukhari 866)

    Dalam riwayat lain dari Ummu Salamah juga, ia berkata : "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bila telah selesai salam (dari shalat) beliau tinggal sejenak di tempatnya (sebelum berdiri meninggalkan masjid, pent.)." (HR. Bukhari 849)

    Berkata seorang perawi hadits di atas : "Kami berpendapat, wallahu a'lam, beliau berbuat demikian agar ada kesempatan bagi para wanita untuk meninggalkan masjid."

    Imam Syaukani rahimahullah dalam Nailul Authar 2/315 berkata : "Hadits ini menunjukkan disunnahkannya imam untuk memperhatikan keadaan makmum dan bersikap hati hati dengan menjauhi apa yang dapat mengantarkan kepada perkara yang dilarang ... ."

    Ibnu Qudamah rahimahullah berkata : "Jika pria dan wanita hadir bersama imam (dalam shalat berjamaah) maka disunnahkan bagi sang imam dan jamaah pria agar tetap tinggal di tempat (selesai menunaikan shalat) sekadar imam berpendapat bahwa jamaah wanita telah meninggalkan masjid ... ." (Al Mughni 2/560)

    Syaikh Musthafa Al Adawi berpendapat : "Bila di masjid itu ada pintu khusus bagi wanita dan mereka terhijab dari kaum pria dan kaum pria tidak melihat mereka maka tidak ada larangan --wallahu a'lam- bagi mereka untuk tetap tinggal di tempat shalat agar mereka dapat bertasbih, bertahmid, bertakbir, dan bertahlil dengan dzikir dzikir tertentu setelah shalat karena para Malaikat bershalawat untuk orang yang shalat selama ia tetap di tempat shalatnya dalam keadaan berdzikir pada Allah dan selama ia belum berhadats sebagaimana hal ini diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." (Jami' Ahkamin Nisa' 1/286 287)

    6. Sebaik baik shaf wanita.

    Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abi Hurairah radliyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

    "Sebaik baik shaf pria adalah shaf yang pertama dan sejelek jelek shaf pria adalah yang paling akhir. Sebaik baik shaf wanita adalah yang paling akhir dan sejelek jeleknya yang paling depan." (HR. Muslim nomor 440, Nasa'i 2/93, Abu Daud 678, Tirmidzi 224 dan ia berkata : "Hadits hasan shahih." Ibnu Majah juga meriwayatkan hadits ini nomor 1000)

    Ada beberapa pendapat ulama dalam permasalahan ini, di antaranya :

    Berkata Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarhu Muslim (halaman 1194) :

    "Adapun shaf pria maka secara umum selamanya yang terbaik adalah shaf yang pertama dan yang paling jelek adalah shaf yang terakhir. Adapun shaf wanita maka yang dimaksudkan dalam hadits adalah shaf shaf wanita yang shalat bersama kaum pria. Sedangkan bila mereka (kaum wanita) shalat terpisah dan tidak bersama kaum pria maka mereka sama dengan pria, yakni sebaik baik shaf mereka adalah yang paling depan dan seburuk buruknya adalah yang paling akhir.

    Yang dimaksud dengan jelek-nya shaf bagi pria dan wanita adalah yang paling sedikit pahalanya dan keutamaannya serta paling jauh dari tuntutan syar'i. Sedangkan shaf yang paling baik adalah sebaliknya. Shaf yang paling akhir bagi jamaah wanita yang hadir bersama jamaah pria dikatakan memiliki keutamaan karena jauhnya para wanita itu dari bercampur (ikhtilath) dengan pria, dari melihat pria, dan tergantungnya hati tatkala melihat gerakan kaum pria, serta mendengar ucapan (pembicaraan mereka), dan semisalnya.
    Dan celaan bagi shaf yang terdepan bagi jamaah wanita (yang hadir bersama pria) adalah sebaliknya dari alasan di atas, wallahu a'lam."

    Beliau rahimahullah berkata juga dalam Al Majmu' 4/301 : "Telah kami sebutkan tentang disunnahkannya memilih shaf pertama kemudian sesudahnya (shaf kedua) kemudian sesudahnya sampai shaf yang akhir. Hukum ini berlaku terus-menerus bagi shaf pria dalam segala keadaan dan juga bagi shaf wanita yang jamaahnya khusus wanita, terpisah dari jamaah pria. Adapun jika kaum wanita shalat bersama pria dalam satu jamaah dan tidak ada pemisah/penghalang di antara keduanya, maka shaf wanita yang paling utama adalah yang paling akhir berdasarkan hadits Abi Hurairah radliyallahu 'anhu (telah disebutkan di atas, pent.)."

    Berkata Imam Syaukani rahimahullah : [ Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :

    " ... dan sebaik baik shaf wanita adalah yang paling akhir."

    Dikatakan paling baik karena berdiri pada shaf tersebut menyebabkan jauhnya dari bercampur dengan pria, berbeda dengan berdiri di shaf pertama dari shaf-shaf jamaah wanita karena mengandung (kemungkinan) bercampur dengan pria dan tergantungnya hati dengan mereka (para pria) disebabkan melihat mereka dan mendengar ucapan mereka. Karena inilah, shaf pertama dinyatakan paling jelek (bagi wanita). (Nailul Authar 3/184) ]

    Dalam Subulus Salam 2/30 (Maktabah Dahlan), Imam Shan'ani rahimahullah berkata : "Shaf yang paling akhir dikatakan shaf yang terbaik bagi wanita. Alasannya karena dalam keadaan demikian mereka berada jauh dari pria, dari melihat, dan mendengar omongan mereka. Hanya saja alasan ini tidak sempurna kecuali bila shalat mereka dilakukan bersama kaum pria.

    Adapun bila mereka shalat dan imam mereka juga wanita (jamaah khusus wanita, pent.) maka shaf shaf mereka hukumnya seperti shaf shaf pria yaitu yang paling utama adalah shaf pertama."

    Syaikh Musthafa Al Adawi berkata setelah menyebutkan hadits Abi Hurairah di atas :

    [Ketentuan ini berlaku bila kaum wanita bergabung bersama kaum pria dalam shalat berjamaah di mana mereka berada di belakang shaf shaf.

    Adapun bila jamaahnya khusus wanita atau bersama kaum pria dalam melaksanakan shalat akan tetapi mereka tidak dapat terlihat oleh pria, maka shaf yang paling baik adalah yang paling depan berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :

    "Seandainya mereka tahu keutamaan shaf yang terdepan niscaya mereka akan berundi untuk mendapatkannya." (HR. Bukhari 721) ] (Jami' Ahkamin Nisa' 1/353 354)

    7. Kebolehan wanita shalat sunnah di masjid.

    Sebagaimana wanita dibolehkan untuk shalat berjamaah di masjid, dibolehkan pula baginya untuk melakukan shalat sunnah di masjid selama aman dari fitnah dan terpenuhi syarat syarat yang ditetapkan.

    Hal ini berdalil dengan riwayat Imam Bukhari dalam Shahih-nya dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu. Anas berkata : Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke dalam masjid, tiba tiba beliau mendapatkan seutas tali terbentang di antara dua tiang (masjid). Maka beliau bersabda :

    "Tali apa ini?" Para shahabat menjawab : "Tali ini milik Zainab. Bila ia merasa lemah (dari melaksanakan shalat sunnah, pent.) ia bergantung dengan tali ini." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Jangan, putuskan tali ini! Hendaklah salah seorang dari kalian shalat dalam keadaan ia bersemangat maka kalau ia lemah hendaklah ia duduk." (HR. Bukhari hadits 1150, dikeluarkan juga oleh Muslim, Abu Daud 1312, Nasa'i, dan Ibnu Majah 1371)

    Berkata Al Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 3/37 : "Hadits ini menunjukkan upaya menghilangkan kemungkaran dengan tangan dan lisan dan menunjukkan bolehnya para wanita menunaikan shalat nafilah (sunnah) di masjid."

    8. Penutup.

    Sebelum seorang wanita melangkah ke masjid, ia harus melihat syarat syarat yang telah ditetapkan dalam agama ini agar ia tidak jatuh dalam pelanggaran dan perbuatan dosa.

    Dan ia hendaknya tidak melupakan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Ummu Humaid ketika Ummu Humaid berkata : "Ya Rasulullah, sesungguhnya aku senang shalat bersamamu." Nabi menjawab :

    "Sungguh aku tahu bahwa engkau suka shalat bersamaku, namun shalatmu di rumahmu lebih baik daripada shalatmu di masjid kaummu dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik daripada shalatmu di masjidku ini." (HR. Ibnu Khuzaimah 1689, Ahmad 6/371, Ibnu Abdil Barr dalam Al Isti'ab. Kata Syaikh Abu Ishaq Al Huwaini : "Isnadnya hasan dengan syawahid." Lihat Al Insyirah halaman 74)

    Syaikh Abu Ishaq Al Huwaini menyatakan : "Bersamaan dengan dibolehkannya wanita keluar ke masjid maka sesungguhnya shalatnya di rumahnya lebih utama daripada hadirnya ia dalam shalat berjamaah (di masjid)." (Al Insyirah halaman 73)

    Wallahu A'lam Bish Shawwab.
    Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=60




    Keringanan Untuk Pergi Menuntut Ilmu Yang Diharuskan Syari'at

    Amr bin Abdul Mun'im

    --------------------------------------------------------------------------------

    Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya telah memerintahkan kita untuk menuntut ilmu yang telah ditetapkan syari'at yang kita butuhkan supaya kita dapat beribadah kepada-Nya dengan benar sehingga benar-benar diridhai-Nya.

    Dimana Dia berfirman.

    "Artinya : Katakanlah, Adakah kesamaan antara orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu". [Al-Zumar : 9]

    Dalam surah yang lain, Allah juga berfirman.

    "Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian, "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untuk kalian. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kalian, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan". [Al-Mujadilah : 11]

    Sedangkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda.

    "Artinya : Barangsiapa yang menghendaki kebaikan dari Allah, maka Dia memberikan pemahaman dalam agama". [Diriwayatkan oleh Muttafaqun 'alaih, dari Mua'wiyah Radhiyallahu 'anhu]

    "Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah".

    Ilmu inilah yang diminta oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam do'anya.

    "Artinya : Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, dan aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat". [Hadits ini isnadnya Laa Ba'sa Bihi. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (3843), juga Al-Ajiri dalam pembahasan "Akhlaqu Al-Ulama" (108) melalui Usamah bin Yazid, dari Muhammad bin Al-Munkadirm dari Jabir. Mengenai masalah ini saya telah menjelaskan secara rinci dalam buku saya yang berjudul Akhlaqun Mahmudatun wa Akhlaqun Mazmuataun Fii Thalabi Al'Ilmi (Akhlak Terpuji dan Akhlak Tercela Dalam Menuntut Ilmu) hal. 97]

    Sama seperti orang laki-laki, wanita juga diberi tugas untuk menuntut ilmu, yaitu belajar hal-hal yang berkenaan dengan agama, misalnya Thaharah, Shalat, Zakat Haji dan lain-lainnya yang dibutuhkannya dalam memahami masalah agama.

    Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengetahui bahwa banyak dari para suami yang tidak mengetahui dan memahami agama.

    Beberapa dalil yang menunjukkan hal itu banyak sekali dalam hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

    Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha sendiri pernah berkata : "Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar, mereka tidak malu-malu untuk bertanya mempelajari dan memahami agamanya". (Lihat Kitab Shahih Bukhari, kitabul 'ilmi. Dan juga kitab Shahih Muslim kitabul haid). Sulaim bin Milhan, Ibunda Anas bin Malik pernah datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu pada kebenaran, maka aku pun tidak malu untuk bertanya : "Apakah wanita wajib mandi bila bermimpi ?". Maka Rasulullah menjawab : "Ya, apabila dia melihat adanya air mani !" Maka Ummu Sulaim pun menutup wajahnya karena malu. Kemudian bertanya lagi : "Wahai Rasulullah, Apakah wanita juga mimpi seperti itu ?" Beliau menjawab : "tentu, kalau tidak, mengapa ada anak yang mirip dengan ibunya !" [Lihat kitab Shahih Bukhari, kitabul 'ilmi. Dan juga kitab Shahih Muslim, kitabul haid]

    Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa Ummu Sulaim pernah datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang sedang didampingi oleh Aisyah Radhiyallahu 'anha. Ketika Ummu Sulaim bertanya kepada Nabi, Aisyah berkata : "Wahai Ummu Sulaim, Mengapa engkau beberkan rahasia wanita ?" Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pun berkata kepada Aisyah : "Biarkanlah, hendaklah engkau mandi wahai Ummu Sulaim apabila melihat air mani itu".

    Demikian itulah Ummu Sulaim pergi menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menanyakan hal-hal yang berkenaan dengan agama, yang tidak menemukan jawabannya pada orang lain.

    Dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak segan-segan menjawabnya serta tidak memarahi kedatangan tersebut.

    Hal yang sama juga diceritakan oleh Aisyah Radhiyallahu 'anha : Fatimah bin Hubaisy pernah berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

    "Wahai Rasullulah, sesungguhnya aku dalam keadaan istihadhah dan tidak suci. Apakah aku harus meninggalkan shalat selamanya ?".

    Rasulullah menjawab. "Sesungguhnya yang demikian itu adalah darah yang keluar dari pembuluh darah, tinggalkan shalat selama hari-hari engkau menjalani haid, setelah itu bersihkanlah dirimu dan kerjakan shalat". [Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh Imam Muslim (1/262), Imam Tirmidzi (125), Imam Nasa'i (1/181), Ibnu Majah (621) melalui Waki' dari Hisyamn bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah Radhiyallahu 'anha]

    Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu 'anha bahwa Asma' binti Yazid bin al Sakan al-Anshariyyah (1), dia pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai mandi dari haid. Maka Rasulullah menjawab: "Hendaklah salah seorang di antara kalian menyediakan air yang bercampur dengan daun sidra, lalu bersucilah dengan sebaik-baiknya. Setelah itu tuangkanlah air dan gunakanlah secarik kain atau kapas yang telah diberi wangi-wangian, untuk selanjutnya bersihkanlah darah haid itu dengannya". Maka Asma binti Yazid pun bertanya: "Bagaimana cara bersuci denganya ?" Rasulullah pun menjawab: "Subhanallah, bersucilah dengannya !". Lalu Aisyah Radhiyallahu 'anha bertutur dengan sangat merahasiakannya: "Usaplah dengannya bekas-bekas darah haid !".

    Selain itu, Asma binti Yazid juga bertanya mengenai mandi janabat, maka beliau pun menjawab : "Ambil air dan bersucilah dengannya secara baik. Kemudian guyurkanlah air di atas kepalamu dan gosok-gosoklah kulit dan rambutmu hingga rata. Setelah itu tuangkanlah air ke seluruh tubuhmu". [Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam kitabul haid persis dengan lafadz tersebut di atas]

    Dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu, menceritakan :

    Ada beberapa wanita yang bertutur kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

    "Kami dikalahkan oleh kaum laki-laki untuk belajar kepadamu, karenanya luangkanlah waktumu barang satu hari bagi kami. Beliau pun menjanjikan suatu hari untuk mengadakan pertemuan dengan mereka, lalu beliau memberikan nasehat dan mengajari mereka". [Hadits Riwayat Muttafaqun 'alaihi]

    Seorang wanita mempunyai hak pergi belajar hal-hal yang berkenan dengan agama yang dibutuhkannya guna memperbaiki ibadah yang dijalankannya.

    Pada sisi lain, seorang wanita tidak diperbolehkan pergi belajar ilmu-ilmu yang sifatnya fardhu kifayah, apabila suaminya memerintahkan untuk tinggal di rumah saja, karena ketaatan kepada suami merupakan suatu hal yang wajib sedangkan belajar ilmu-ilmu yang sifatnya fardhu kifayah adalah sunnah jika tidak dikhawatirkan timbulnya fitnah, dan tidak diragukan lagi bahwa suatu hal yang wajib harus didahulukan dari yang sunnah.

    Disalin dari buku 30 Keringanan Bagi Wanita, oleh Amr Bin Abdul Mun'in, terbitan Pustaka Azzam - Jakarta.

    Footnote:
    1. Asma binti Yazid adalah seorang tokoh wanita muslimah. Seorang ahli ceramah kondang yang ikut membaiat kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan ikut dalam perang Yarmuk. Dia inilah wanita membunuh sembilan tentara Romawi dengan tiang-tiang tendanya.


    Ketika Bidadari Turun ke Bumi

    eramuslim - Dalam buku Tamasya ke Surga, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengisahkan tentang bidadari-bidadari surga. Bidadari-bidadari itu adalah wanita suci yang menyenangkan dipandang mata, menyejukkan dilihat, dan menentramkan hati setiap pemiliknya. Rupanya cantik jelita, kulitnya mulus. Ia memiliki akhlak yang paling baik, perawan, kaya akan cinta dan umurnya sebaya. Siapakah yang orang yang beruntung mendapatkannya? Siapa lagi kalau bukan orang-orang yang syahid karena berjihad di jalan Allah, orang-orang yang tulus dan ikhlas membela agama Allah.

    Sebagian kita mungkin berfikir, kapan kita berjumpa dengan bidadari-bidadari itu, apakah ia akan kita miliki, adakah ia sedikit diantara mereka mendiami bumi sekarang ini?

    Bidadari-bidadari itu telah turun ke bumi. Semenjak Islam mulai bangkit lagi di bumi ini. Bidadari-bidadari itu menghias diri setiap hari. Dia berwujud manusia yang berhati lembut, menyenangkan dipandang mata, menyejukkan dilihat, menentramkan hati setiap pemiliknya. Dialah wanita sholehah yang menjaga kesucian dirinya. Seperti apakah bidadari bumi itu? Bisakah kita mengikuti langkahnya, apakah dia anak, adik, keponakan perempuan atau apakah ia istri dan ibu kita, atau ia hanya berupa angan yang sebenarnya bisa kita realisasikan, tapi syetan kuat menahan?

    Dialah wanita sholehah yang menjaga kesucian dirinya. Setiap perempuan bisa menjadi bidadari bumi, seperti apakah ciri-cirinya?

    1. Ia adalah wanita yang paling taat kepada Allah. Ia senantiasa menyerahkan segala urusan hidupnya kepada hukum dan syariat Allah.
    2. Ia menjadikan Al-Quran dan Al-Hadis sebagai sumber hukum dalam mengatur seluruh aspek kehidupannya.
    3. Ibadahnya baik dan memiliki akhlak serta budi perketi yang mulia. Tidak hobi berdusta, bergunjing dan ria.
    4. Berbuat baik dan berbakti kepada orang tuanya. Ia senantiasa mendoakan orang tuanya, menghormati mereka, menjaga dan melindungi keduanya.
    5. Ia taat kepada suaminya. Menjaga harta suaminya, mendidik anak-anaknya dengan kehidupan yang islami. Jika dilihat menyenangakan, bila dipandang menyejukkan, dan menentramkan bila berada didekatnya. Hati akan tenang bila meninggalkanya pergi. Ia melayani suaminya dengan baik, berhias hanya untuk suaminya, pandai membangkitkan dan memotifasi suaminya untuk berjuang membela agama Allah.
    6. Ia tidak bermewah-mewah dengan dunia, tawadhu, bersikap sederhana. Kesabarannya luar biasa atas janji-janji Allah, ia tidak berhenti belajar untuk bekal hidupnya.
    7. Ia bermanfaat dilingkungannya. Pengabdianya kepada masyarakat dan agama sangat besar. Ia menyeru manusia kepada Allah dengan kedua tangan dan lisannya yang lembut, hatinya yang bersih, akalnya yang cerdas dan dengan hartanya. "Dan dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah". (HR Muslim)

    Dialah bidadari bumi, dialah wanita sholehah yang keberadaan dirinya lebih baik dan berarti dari seluruh isi alam ini.
    Ya Allah jadikanlah aku, ibuku, kakak dan adiku serta perempuan-perempuan di sekelilingku menjadi bidadari bumi. Agar kelak di syurga kami tidak canggung lagi.



    PANDANGAN UMUM BENDAHARA UMUM FSKI BEM KM FK UNAND 2009

    Bismillaahirrahmaanirrahiim,

    Assalamu’alaikum Wr.Wb.
    Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang sampai detik ini insyaAllah masih memberikan kita nikmat keimanan dan keistiqamahan di jalan ini, karena ternyata tidak sedikit di sana saudara kita yang tidak diberikan nikmat ini yang pada akhirnya mereka keluar dari jalan dakwah, atau malah ada yang membenci, menghina jalan ini bahkan tak sedikit yang keluar dari Islam itu sendiri, naudzubillahimindzalik. Semoga kita senantiasa mensyukuri kedua nikmat yang terkadang kita lupakan itu, karena bisa jadi ketidakistiqamahan kita di sini, kekecewaan kita di jalan ini adalah sebagai bentuk murkanya Allah atas ketidaksyukuran dan ketidakoptimalan kita terhadap kedua nikmat tersebut.
    Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan bagi kita dalam segala aspek kehidupan. Semoga keberadaan kita saat ini memang termasuk sebagai barisan panjang dari perjuangan Beliau.
    Ikhwahfillah rahimakumullah,
    Menjalani amanah sebagai bendahara umum ternyata tidak semudah yang ana bayangkan sebelumnya, mengatur dan mengontrol keuangan FSKI ternyata bukanlah suatu perkara mudah, yang semakin membuat ana tersadar kalau ana masih jauh dari sempurna untuk hal ini, mohon ampun kepada Allah dan minta maaf kepada umat kalau ada penggunaan dana yang tidak pada tempatnya, juga kepada semua pengurus yang terdzalimi dalam pengabulan dana yang diajukan; tampang jutek, marah plus ‘taujih’, dikabulkan bersyarat, dikabulkan dengan penundaan atau malah ada yang tidak dikabulkan. Sekali lagi afwan jiddan. Ini semua hanya karena ana ingin menjalankan amanah ini sebaik yang ana bisa.
    Syukron jazakumullah kepada bendahara Biro/Departemen: Dia, Meta, Wiwi, Welan, Vira, Ami, Resti dan Nike, atas kerjasamanya dalam pengaturan dana FSKI, afwan jiddan juga kalau sering terjadi miskoordinasi antara kita, menyebabkan antunna kurang optimal dalam menjalankan amanah yang ada, semoga di kepengurusan tahun berikutnya bisa diperbaiki masalah koordinasi ini.
    Ucapan terima kasih yang sebesarnya kepada anak- anak Danus yang luar biasa: Dian, Lidia, Tina, Fara, Shameem, Priska, Indah, Wiwi, Aidil, Zaki dan Rio, orang- orang dibalik layar yang telah berjuang dalam mengumpulkan keping demi keping receh untuk pendanaan FSKI, tanpa kalian yakinlah agenda FSKI ini tak kan berjalan secara optimal. Meski banyak hambatan dalam pelaksanaan proker tapi ternyata kita bisa melewati itu semua semoga Allah memberikan balasan terbaik terhadap pengorbanan antum/na. Afwan jiddan juga kalau peran serta ana dalam kemajuan danus masih jauh dari optimal.


    Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.
    Setahun sudah kepengurusan ini berjalan, apresiasi terbesar ana haturkan kepada segenap pengurus FSKI 2009 yang telah berjuang bersama walau terkadang kalau bolehlah dikatakan sering onak duri itu menggangu perjalanan dakwah kita, masalah klasik plus masalah baru; kehadiran pengurus yang kurang, miskomunikasi, miskoordinasi, masalah ukhuwah, adanya beberapa pengurus yang mengundurkan diri sedikit banyaknya cukup menghambat perjalanan dakwah kita, belum selesai masalah itu ujian besar melanda tidak hanya FSKI tapi juga Sumbar dan sekitarnya dengan bencana gempa beberapa bulan yang lalu, kami akui hal ini cukup banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan proker ataupun agenda FSKI lainnya termasuk Mubes ini yang juga harus diundur, semoga hal ini tidak membuat kita memutar arah perjalanan kita tapi menjadikan ini sebagai batu loncatan dan ujian keistiqamahan kita dalam jalan ini. Kalaulah boleh sedikit ‘menyombongkan’ diri, walau dengan kondisi ‘berkekurangan’ seperti itu cukup banyak peningkatan dan inovasi yang dilakukan oleh FSKI 2009 walaupun mungkin masih belum maksimal; Kestari dengan sekre ‘barunya’, Hujan dengan design- designnya yang luar biasa, danus dengan baju FSKInya yang insyaallah akan launching beberapa minggu ke depan, KPSDM dengan recruiting kader yang melampaui target, BBMK yang lebih terstruktur, pengaktifan kembali tahsin Al Quran, DIA dengan club karate dan bahasa Arab, DSI dengan ceriwis dan ifhtar jamai nya, IMC dengan Plakat, TO yang berkesinambungan serta buku panduan baksosnya, DPU dengan panti binaan yang baru, syukran jazakumullah kepada Nissa, Benny, Dian, Syawqi, Irsal, Uul, Azki beserta seluruh jajarannya. Tanpa antum/na semua mustahil kegiatan ini berhasil dilaksanakan. Tak terlupakan inti FSKI 2009 Zaki, Deni dan Rani atas kerjasamanya selama 1 tahun ini afwan jiddan kalau ana lebih sering merepotkan daripada memberi support. Dan juga kepada DPP, alumni dan semua pihak yang telah membantu dalam menyukseskan agenda FSKI.
    Hari esok diniatkan harus lebih baik dari hari ini.
    Orang sukses bukanlah orang yang tak pernah gagal, tapi orang sukses adalah orang yang berani bangkit setelah mengalami kegagalan. Semoga kesalahan, kekurangan dan segala perbaikan yang belum sempat dilakukan FSKI 2009 bisa diambil ibrah dan menjadi pelajaran bagi FSKI 2010 untuk jauh lebih baik lagi ke depannya. Selamat berjuang generasi baru 2010, dan bagi yang akan pergi ingatlah bahwa amanah dakwah sesungguhnya tidak pernah hilang dari pundak kita, tetap berjuang meski tidak lagi tercatat sebagai pengurus FSKI, mari tetap kita berikan sumbangsih terbaik kita untuk kemajuan dakwah ini, kapan dan dimanapun kita berada. Fastabiqul khairat. Allahuakbar!
    Wallahu’alam,
    Assalamu’alaikum Wr.Wb.

    Sri Mardiati
    Bendahara Umum FSKI BEM KM FK UNAND 2009

    Ah, tak terasa sudah 2 generasi yang terbentuk setelah kami. Semoga kami tetap Istiqamah.

    Kadang Hati Ini Masih Penuh dengan Prasangka, Afwan Jiddan Saudaraku…

    Malam itu 26 Mei 2009; 22.31WIB
    Bismillahirrahmanirrahim…
    Umar bin Khatab RA adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar as Shidiq, Umar yang dulunya salah seorang penentang terberat umat Islam bahkan pernah berniat membunuh Rasul bisa menjadi pemimpin umat Islam, subhanallah ya,, bahkan lebih dari itu beliau merupakan salah seorang dari sahabat Rasul yang dijamin masuk syorganya Allah. Hidup memang tidak pernah kita ketahui, orang yang dulunya kafir bisa menjadi orang yang dipuji- puji keIslamannya dan mengorbankan jiwa, raga, harta benda untuk Islam, sebaliknya orang yang mungkin begitu taatnya beribadah ternyata di akhir hidupnya berbalik kafir, karena itu kita jangan pernah sekali- kali menjudge oranglain yang terlihat agak “bandel” atau bahkan sekarang non Islam sebagai orang yang pasti masuk neraka karena kita tidak akan pernah tahu bagaimana akhir hidup kita nanti, karena Sang Pembolak- balik hati hanyalah Allah.
    Di luar cerita itu, izinkan ana berbagi kisah tentang Umar kepada kita semua. Salah satu kegemaran Umar adalah berjalan pada malam memantau keadaan rakyatnya. Waktu itu Umar sedang berjalan di perumahan penduduk, seperti biasa beliau akan merubah penampilannya agar tidak dikenali oleh rakyatnya. Ketika melewati sebuah rumah, beliau mendengar dari dalam rumah tersebut suara seorang pemuda dan pemudi lagi bercengkrama dan ketawa- ketiwi. Umar khilaf, dengan spontan masuk dan langsung menasehati keduanya. Tapi apa yang terjadi, Umar mendapat 3 teguran karena kesalahannya. Yang pertama masuk rumah orang tanpa mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Yang kedua masuk tanpa seizin empunya rumah dan langsung menerobos. Dan yang ketiga langsung berburuk sangka kepada orang lain. Pernah dengar kisah ini kan??
    Sekarang ditanyakan lagi ke diri kita masing- masing, kira- kira pernah tidak kita berbuat seperti itu, berburuk sangka kepada saudara kita.??? Ketika mungkin dia tidak datang suatu agenda yang diangkatkan lembaga atau forum, mungkin kita langsung berpikiran dia pemalas, sibuk mengurus kepentingan pribadi sementara kita capek- capek an di sini. Lalu ketika dia tidak datang untuk kedua kalinya di acara yang lain, kita menganggap dia sudah berubah tidak peduli lagi dengan jamaah, “gimana jamaah ini mau maju kalau kondisinya seperti ini?”. Lalu mungkin di acara yang ketiga kalinya kita tidak menemukan dia juga, kita beranggapan untuk ketiga kalinya lagi bahwa dia sekarang sudah keluar dari jamaah, hatinya sudah tertutup, sudah kafir dan sebagainya, apalagi kalau nantinya ditambahin dengan kalimat seperti ini, “tapi syukurlah masih ada saya, sehinga semua agenda yang diangkatkan masih berjalan lancar, kalau seandainya tidak ada saya nih ya, mungkin acara ini akan berantakan dan tidak akan sesukses seperti sekarang ini” naudzubillah. Tapi pernah tidak kita menanyakan dulu kepada saudara kita tersebut bagaimana keadaannya sekarang?? Apa baik- baik saja, apakah dia ada masalah atau agenda lain yang mesti dia jalankan juga, atau kesibukannya yang lain?? Pernah tidak kita peduli terhadap mereka saudara kita, berniat membantu kesulitannya? Waktu yang kita punya boleh sama- sama 24 jam dalam sehari, tempat tinggal boleh 1 rumah, tapi yakinlah tidak ada yang punya kegiatan dan agenda serta takdir yang sama di dunia ini. Boleh jadi saudara kita tersebut lagi sakit mungkin, atau keluarganya lagi di rawat di rumah sakit, atau dia ada agenda rapat lain yang juga tidak bisa ditinggal dan atau sebagainya. Di luar itu lagi, kewajibannya kita sebagai sesama Muslim hanya mengingatkan, ketika saudara kita salah kita berkewajiban mengingatkannya, begitupun sebaliknya ketika kita salah kita punya hak untuk mendapat nasehat dari saudara kita, hanya sebatas itu. Kita tidak berhak sama sekali menjudge saudara kita, kita tidak punya hak sama sekali menjatuhkan beriman atau tidaknya seseorang karena yang lebih mengetahui hati kita masing- masing dan yang berhak menentukan keberimanan seseorang hanya Sang Pemilik kita, yakni Allah SWT. Karena memang, seperti disampaikan di awal, hidup seseorang ditentukan di akhirnya, boleh jadi kita yang merasa sudah berbuat banyak di da’wah ini, tapi ternyata nihil di mata Allah karena mungkin oleh berbagai hal; riya, ujub, atau yag tadi su’udzon. Astagfirullah,,,
    Ingat Rasulullah g?? begitu banyak sahabatnya, dan lihatlah yang sudah menjadi sahabat Rasul tidak ada yang berbalik arah memusuhi Rasul, karena apa?? Karena Rasul selain pemimpin yang bijak dan arif, beliau pandai mengambil hati sahabat- sahabatnya. Abu Bakar digelari as Shidiq, Umar digelari al Faruq, Usman di gelari pemilik dua cahaya, dan kalau Ali beliau memuji seperti ini, aku adalah pustaka ilmu, sedangkan Ali adalah kumcinya, Hamzah pedangnya Allah, dan begitu yang lainnya. Tapi bagaimana dengan kita, mungkin ketika kita punya sahabat, bahkan sudah dianggap saudara ketika dia punya satu kesalahan kita akan langsung menuduhnya yang macam- macam meski pun dia punya 9 kebaikan yang lain, tapi hanya karena 1 kesalahan itu semuanya pudar, luluh lantak, pecah berkeping- keeping, hanyut di bawa ombak; atau bahkan mungkin langsung menceritakannya kepada oranglain, alias menggibah, memakan bangkai saudara sendiri; ya seperti dibilang tadi, tanpa sebelumnya tabayyun dulu ke saudara kita tersebut. Sedangkan Rasulullah ketika sahabatnya berbuat satu kesalahan beliau akan mencoba mencari alasan yang lain agar dia tidak bersu’udzon ke sahabatnya, kalau ternyata tidak terbukti juga beliau akan mencari sampai 9 alasan yang lain agar tetap bisa berhusnudzon kepada sahabatnya, sampai akhirnya beliau akan menganggap sahabatnya itu mungkin sedang sakit. Ntahlah, kadang hati ini masih dipenuhi prasangka terhadap saudara,, moga ukhuwah tidak hanya menjadi pemanis bibir atau jargonnya jama’ah,,, wallahu’alam,,, afwan jiddan saudaraku kalau hati ini masih diselimuti prasangka, masih bebantalkan ujub dan berkasur ke riya an.... belum terlambat untuk membenahi hati- hati ini,,, astagfirullah!!! (I I) I I(

    Buka2 note2 lama... hehee. ^^

    Maka Nikmatilah, Karena Ini Pun Akan Berlalu

    Saat di depanmu terhidang nasi sayur tahu tempe, mengapa mesti sibuk berandai-andai dapat makan ikan, daging atau ayam ala resto? Padahal kalau saja kau nikmati apa yang ada tanpa berkesah, pastilah rasanya tak jauh beda. Karena enak atau tidaknya makanan lebih tergantung kepada rasa lapar dan mau tidaknya kita menerima apa yang ada. Maka nikmatilah, karena jika engkau terus mengharap makanan yang lebih enak, makanan yang ada di depanmu akan basi, padahal belum tentu besok engkau akan mendapatkan yang lebih baik daripada hari ini.

    Saat engkau menemui udara pagi ini cerah, langit hari ini biru indah, mengapa sibuk mencemaskan hujan yang tak kunjung datang? Padahal kalau saja kau nikmati adanya tanpa kesah, pastilah kau dapat mengerjakan begitu banyak kegiatan dengan penuh kegembiraan. Maka nikmatilah, jangan malah resah memikirkan hujan yang tak kunjung tumpah. Karena jika kau tak menikmatinya, maka saat tiba masanya hujan menggenangi tanahmu, kau pun kan kembali resah memikirkan kapan hujan berhenti.

    Percayalah, semua ini akan berlalu, maka mengapa harus memikirkan sesuatu yang tak ada, namun suatu saat pasti akan hadir jua? Sedang hal itu hanya akan membuat kita kehilangan keindahan hari ini karena mencemaskan sesuatu yang belum pasti.

    Saat engkau memiliki sebuah pekerjaan dan mendapatkan penghasilan, meski tak sesuai dengan yang kau inginkan, mengapa mesti kesal dan membayangkan pekerjaan ideal yang jauh dari jangkauan? Padahal kalau saja kau nikmati apa yang kau miliki, tentu akan lebih mudah menjalani. Maka nikmatilah, karena bisa jadi saat kau dapatkan apa yang kau inginkan, ternyata tak seindah yang kau bayangkan. Maka nikmatilah, karena bisa jadi saat sudah kau lepaskan, kau akan menyesal, ternyata begitu banyak kebaikan yang tidak kau lihat sebelumnya. Ternyata begitu banyak keindahan yang terlewat tak kau nikmati.

    Maka nikmatilah, dan jangan habiskan waktumu dengan mengeluh dan menginginkan yang tidak ada. Maka nikmatilah, karena suatu saat, semua ini pun akan berlalu. Maka nikmatilah, jangan sampai kau kehilangan nikmatnya dan hanya mendapatkan getirnya saja. Maka nikmatilah dengan bersyukur dan memanfaatkan apa yang kau miliki dengan lebih baik lagi agar besok menjadi sesuatu yang berguna. Maka nikmatilah karena ia akan menjadi milikmu apa adanya dan hanya saat ini saja. Sedang besok bisa jadi semua telah berganti.

    Jika hari ini engkau menderita, maka nikmatilah, karena ini pun akan berlalu, jangan biarkan dia pergi, kemudian ketika kau harus lebih menderita suatu saat nanti, engkau tidak sanggup menahannya. Maka nikmatilah rasa sedihmu, dengan mengenang kesedihan yang lebih dalam yang pernah kau alami. Dengan membayangkan kesedihan yang lebih memar pada hari akhir nanti jika kau tak dapat melewati kesedihan kali ini.

    Dengan menemukan penghapus dosa pada musibah yang kau alami kini. Maka nikmatilah rasa galaumu, dengan betafakkur lebih banyak atas permasalahan yang kau hadapi. Dengan memikirkan kedewasaan yang kan kau gapai atas resah dan galau itu. Dengan kematangan yang akan kau miliki setelah berhasil melewati semua ini. Maka nikmatilah rasa marahmu, dengan kemampuan mengendalikan diri. Dengan memikirkan penggugur dosa yang kan kau dapatkan. Dengan mendapatkan kemenangan atas diri pribadi yang tak semua orang dapat lakukan.

    Maka nikmatilah, dengan berpikir positif atas apa pun yang kau jalani, atas apapun yang kau hadapai, atas apapun yang kau terima, karena dengan begitu engkau akan bahagia. Maka nikmatilah, karena ini pun akan berlalu jua. Maka nikmatilah, karena rasa puas dan syukur atas apa yang telah kita raih akan menghadirkan ketenteraman dan kebahagiaan. Sedang ketidakpuasan hanya akan melahirkan penderitaan. Maka nikmatilah, karena ini pun akan berlalu. Maka nikmatilah, agar engkau tidak kehilangan hikmah dan keindahannya, saat segalanya telah tiada. Maka nikmatilah, agar tak hanya derita yang tersisa saat semua telah berakhir jua.

    APA PANTAS BERHARAP SURGA ...???

    Senin, 20 Desember 2010
    Buat sdr ku di mana pun berada, mdh2n bisa mengingatkan kita kembali kl seandainy tlupa. di copased(copy, paste + edit dkt, mg tdk mngubah mkna) dari Eramuslim beberapa tahun yg lalu,,,
    baca pelan, dan resapi dlm hati,,, mdh2n bs membersihkn hati qt menyambut ujian,, ujian apapun itu,,,




    Sholat dhuha cuma dua rakaat, qiyamullail (tahajjud) juga dua rakaat, itupun sambil terkantuk-kantuk. Sholat lima waktu ? Sudahlah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek-pendek saja agar lekas selesai., tanpa doa dan segala macam puji untuk Allah, terlipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu. Lupa pula dengan shalat rawatib sebelum maupun sesudah shalat wajib. Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk catatan : “Kalau tidak terlambat” atau “Asal nggak bangun kesiangan”. Dengan Sholat Model Ini, APA PANTAS MENGAKU AHLI IBADAH....????


    Padahal Rasulullah dan para sahabat senantiasa mengisi malam-malamnya dengan derai tangis menohon ampunan kepada Allah. Tak jarang kaki-kaki mereka bengkak oleh karena terlalu lama berdiri dalam khusuknya. Kalimat-kalimat pujian dan pinta tersusun indah seraya berharap Allah Yang Maha Mendengar mau mendengarkan keluh-kesah mereka. Ketika adzan berkumandang, segera para sahabat menunggalkan semua aktivitas menuju sumber panggilan, kemudian waktu demi waktu mereka habiskan untuk bersimpuh di atas sajadah-sajadah penuh tetesan air mata.


    Baca Qur’an sesempatnya, itupun tanpa memahami arti dan maknanya, apalagi meresapi hikmah yang terkandung di dalamnya. Ayat-ayat yang mengalir dari lidah tak sedikitpun membuat dada ini bergetar, padahal tanda-tanda orang yang beriman itu adalah ketika dibacakan ayat-ayat Allah maka tergetarlah hatinya. Hanya satu dua lembar ayat yang sempat dibaca sehari, itupun tidak rutin. Kadang lupa, kadang sibuk, kadang malas. Yang begini NGAKU BERIMAN...???


    Tidak sedikit dari sahabat Rasulullah yang menahan nafas mereka untuk meredam getar yang menderu saat membaca ayat-ayat Allah. Sesekali mereka terhenti, tak melanjutkan bacaannya ketika mencoba menggali makna terdalam dan sebaris kalimat Allah yang baru saja dibacanya. Tak jarang mereka hiasi mushaf di tangan mereka dengan tetesan air mata. Setiap tetes yang akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa mereka jatuh karena lidah-lidah indah yang melafazkan ayat-ayat Allah khusyuk, penuh pemahaman dan pengamalan tertinggi.


    Bersedekah jarang, begitu juga infaq. Kalau pun ada, dipilih mata uang terkecil yang ada di dompet. Syukur-syukur kalau ada receh. Berbuat terhadap sesama juga jarang, paling-paling kalau sedang ada kegiatan bakti sosial, yahhh.... hitung-hitung ikut meramaikan. Sudah lah jarang beramal, amal yang paling mudah pun masih pelit, senyum. Apa sih susahnya senyum....??? Kalau Sudah Seperti Ini, APA PANTAS BERHARAP KEBAIKAN DAN KASIH ALLAH...???


    Rasulullah adalah manusia yang paling dirindui, senyum indahnya, tutur lembutnya, belai kasih dan perhatiannya, juga pembelaannya bukan semata milik Khadijah, Aisyah dan istri-istri beliau lainnya. Dia senantiasa penuh kasih dan tulus terhadap semua yang dijumpainya, bahkan kepada musuhnya sekalipun. Ia juga mengajarkan para sahabat untuk berlomba beramal shaleh, berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.


    Setiap hari ribut dengan teman dan tetangga. Kalau bukan sebelah kanan, ya tetangga sebelah kiri. Seringkali masalahnya cuma masalah sepele dan remeh-temeh, tapi permusuhan bisa berlangsung berhari-hari, kalau perlu ditambah sumpah tujuh turunan. Waktu demi waktu dada ini terus jengkel setiap kali melihat keberhasilan orang dan berharap orang lain celaka atau mendapatkan bencana. Sudah sedemikian pekatkah hati yang tertanam dalam dada ini ?? ADAKAH PANTAS HATI YANG SEPERTI INI BERTEMU DENGAN ALLAH DAN RASULULLAH KELAK..???


    Wajah indah Allah dijanjikan akan diperlihatkan hanya kepada orang-orang yang beriman yang masuk ke dalam syurga Allah kelak. Tentu saja mereka yang berkesempatan hanyalah pemilik wajah indah pula. Tak inginkah kita menjadi bagian kelompok yang dicintai Allah itu..??? LALU KENAPA TERUS MASIH BERMUKA MASAM TERHADAP SAUDARA SENDIRI...???


    Dengan adik tidak akur, kepada kakak tidak hormat. Terhadap orang tua kurang ajar, sering membantah, sering membuat kesal hati mereka, apalah lagi mendoakan mereka, mungkin tidak pernah. Padahal mereka tak butuh apapun selain sikap ramah penuh kasih dari anak-anak yang telah mereka besarkan dengan segenap cinta. Cinta yang berhias peluh, air mata, juga darah. Orang-Orang Seperti Kita Ini, APA PANTAS BERHARAP SYURGA ALLAH...???


    Dari ridho orang tualah, ridho Allah diraih. Kaki mulia ibulah yang disebut-sebut tempat kita merengkuh syurga. Bukankah Rasulullah yang sejak kecil tak beribu memerintahkan untuk berbakti kepada ibu, seharusnya kita lebih bersyukur saat masih bisa mendapati tangan lembut untuk dikecup, kaki mulia untuk disimpuh, dan wajah teduh yang teramat hangat dan menyejukkan ??? Karena banyak orang-orang yang tak lagi mendapatkan kesempatan itu. Atau harus menunggu Allah memanggil orang-orang terkasih itu hingga kita baru merasa benar-benar membutuhkan kehadiran mereka ...??? JANGAN TUNGGU PENYESALAN....
    Astaghfirullah.....